BLORA, (blora-ekspres.com) – Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora dikenal dengan desa wisata yang mengusung kearifan lokal Kampung Samin.
Di Kampung Samin, wisatawan dapat belajar banyak tentang kearifan lokal sedulur sikep (Samin), belajar peternakan, batik, hingga kuliner tradisional khas desa. Bahkan disediakan beberapa homestay untuk menginap.
Setibanya di depan gapura Kampung Literasi Sedulur Sikep Samin Sambongrejo, wisatawan langsung disambut dengan tetabuhan musik tradisional drum blek. Yang dimainkan anak-anak muda dengan lagu dolanan Jawa.
Selanjutnya, wisatawan mendapatkan minuman penyambutan dengan wedang cangkruk. Sejenis minuman tradisional khas Kampung Samin dari tanaman secang dicampur jahe, dan ramuan lainnya.
Sebelum masuk ke area inti Kampung Samin, seluruh wisatawan diajarkan memakai iket samin atau ikat kepala (udeng).
Mbah Pramugi Prawiro Widjojo selaku sesepuh Sedulur Sikep Sambongrejo pun turut memakaikan iket kepala kepada para tamu secara bergantian.
“Hal tersebut sebagai perlambang bahwa para tamu wisatawan telah kami terima sebagai sedulur atau saudara bagi kami di Kampung sini dan siap mengikuti rangkaian wisata budaya dan edukasi di sini,” ucap Mbah Pramugi.
Wisatawan yang berkunjung ke Kampung Samin diajak Menjelajahi Desa Sambongrejo, wisatawan langsung merasakan nuansa kearifan lokal Sedulur Sikep yaitu kelompok masyarakat yang berpegang teguh adat dan tradisi Samin yaitu menjunjung tinggi kejujuran, tidak sombong dan menyatu dengan alam.
Wisata yang digagas Pokdarwis Sido Rukun ini terbagi menjadi lima pedukuhan yaitu Blimbing, Mejurang, Sawur, dan Kalimiri. Wilayah desa dikelilingi oleh hutan jati dan juga area persawahan milik warga.
Di sini, ada kelompok tani yang terkenal di wilayah kampung Samin yaitu Dukuh Blimbing yang memiliki hasil pertanian yang melimpah.
Daya tarik desa wisata Sambongrejo ini ketika wisatawan menjelajahi kampung wisata ini, banyak yang bisa dilakukan. Salah satunya pengunjung bisa belajar banyak tentang pitutur atau nasihat bijak dari sesepuh Sedulur Sikep yaitu Mbah Pramugi Prawiro Widjojo.
Sambil lesehan menikmati kudapan tradisional khas desa seperti gethuk, ketela rebus, kacang rebus, wisatawan bisa menyimak cerita sejarah ajaran hidup serta tradisi Sedulur Sikep dari Mbah Pramugi di Pendopo Agung Kampung Samin.
Keberhasilan dalam mengeksplor potensi dan atraksi wisata, membuat desa wisata Sambongrejo ini, juga meraih penghargaan dari Kemenparekraf dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dan juara III Gelar Desa Wisata Jawa Tengah 2022.
Ketua Pokdarwis Sido Rukun wisata Sambongrejo, Janurman, mengungkap rasa syukurnya atas penghargaan ADWI 2023 untuk wisata ini. Dia berharap, pencapaian tersebut bisa melambungkan nama Kampung Samin di percaturan wisata nasional, dan berujung pada peningkatan kunjungan wisatawan.
Janurman menyebut, salah satu ikon di wisatanya adalah komunitas Sedulur Sikep. Itu sebabnya, sebelum menginjakkan kaki di Kampung Samin, rombongan wisatawan diajari memakai iket samin atau ikat kepala (udeng). Mbah Pramugi pun ikut memakaikan udeng ke pengunjung.
Wisatawan pun bisa menyaksikan atraksi drumblek penyambutan tamu, dan kesenian tradisional Klothek Lesung yaitu musik dari alat penumbuk padi.
“Ada ragam bentuk wisata di sini, selain seni budaya tentu edukasi pertanian dan peternakan. Pokoknya seru dan membuat wisatawan terkesan,” kata Janurman, Senin (04/12/2023).
Sejak diluncurkan 31 Oktober 2021 lalu, kata dia, wisata Sambongrejo terus berkembang. Wisatawan selain menikmati sensasi alam pedesaan. Paket yang ditawarkan cukup menarik, seperti edukasi pembuatan tempe khas dengan bungkus daun jati, serta kelas keterampilan membatik.
Pengalaman wisatawan bakal bertambah, karena ada praktik berkebun di kebun jeruk dan kebun sawo organik, green house tomat dan melon, lalu belajar beternak kambing etawa.
“Di kelas membatik, wisatawan akan belajar mulai mencanting, mewarnai hingga penjemuran. Hasilnya bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh,” katanya.
Tak ketinggalan, keunikan lain dari wisata ini adalah minuman khas Wedang Cangkruk yang merupakan welcome drink. Setiap pengunjung akan disuguhi wedang yang merupakan olahan dari jahe, sereh, secang yang menciptakan efek warna alami.
Selain itu ada Krowotan, istilah untuk camilan selamat datang yang berupa aneka penganan tradisional seperti kacang rebus, tape, lemper, nagasari dan lain-lain. Wisatawan juga bisa membeli oleh-oleh seperti peyek kacang, rengginang atau krecek, dan madu mongso ketan.***