BLORA, (blora-ekspres.com) – Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, Ngaliman menyampaikan, udidaya tembakau di Kabupaten Blora terus menunjukkan perkembangan yang signifikan. Pada tahun tanam 2024, luas areal tembakau telah mencapai 2.775 hektare.
“Pada masa tanam tahun ini, luas areal tanaman tembakau sudah mencapai 2.775 hektare. Ini menunjukkan antusiasme petani Blora dalam mengembangkan tembakau sebagai komoditas andalan,” ujar Ngaliman, Senin (28/10/2024).
Ngaliman menjelaskan, varietas yang dominan ditanam di Blora mencakup Kasturi, Gilang Mancung, dan Gilang Banteng, dengan produktivitas mencapai 1-2 ton per hektare. Sebagian besar petani memilih pola kemitraan dengan PT Sadana Arif Nusa, yang menjamin seluruh kebutuhan sarana produksi pertanian (saprotan) serta sistem pembayaran pasca panen atau Yarnen.
“Dengan model kemitraan ini, seluruh kebutuhan saprotan disediakan oleh PT Sadana, dan pengembalian kredit dilakukan setelah panen. Skema ini sangat membantu petani,” jelas Ngaliman.
Selain menyediakan sarana produksi, jelas Ngaliman, PT Sadana juga menyiapkan tenaga pendamping yang memberikan bimbingan teknis kepada para petani. Pendamping ini berperan penting dalam menjaga kualitas tembakau yang sesuai dengan standar.
“Pendampingan teknis ini membantu petani menghasilkan tembakau berkualitas, sehingga mereka dapat bersaing di pasar,” tambah Ngaliman.
Lebih lanjut, Ngaliman menambahkan, PT Sadana juga memberikan kepastian harga kepada para petani saat panen tiba.
“Harga tembakau saat panen mencapai sekitar Rp. 40.000 per kilogram. Dengan harga ini, pendapatan bersih yang diterima petani bisa mencapai Rp. 25 juta hingga Rp. 40 juta per hektare,” tambah Ngaliman.
Meski demikian, masih ada sebagian petani yang memilih untuk bertani secara mandiri tanpa bermitra. Mereka memenuhi kebutuhan saprotan sendiri dan menjual hasil panen ke pedagang lokal yang terkadang menawarkan harga lebih tinggi. “Keberagaman ini membuat petani lebih fleksibel dalam memilih metode bertani yang sesuai dengan kondisi mereka,” ujar Ngaliman.
Untuk terus mendukung keberlanjutan usaha tani tembakau, Bupati Blora, Arief Rohman telah menginstruksikan DP4 agar mengupayakan bantuan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. Berkat upaya komunikasi yang intensif, DP4 berhasil mendapatkan bantuan alat-alat pertanian yang disalurkan kepada 24 kelompok tani tembakau di Kabupaten Blora.
Beberapa alat pertanian yang disalurkan antara lain lima unit cultivator, sepuluh unit handtraktor, lima unit power sprayer, dan sepuluh unit alat penyiang gulma. Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas petani tembakau di Blora.
“Bantuan ini harus dimanfaatkan dengan baik dan dirawat secara maksimal. Jadikan bantuan ini sebagai dorongan untuk meningkatkan kerukunan dan gotong royong di antara para petani tembakau,” pesan Ngaliman.
Dengan dukungan alat dan sarana produksi yang memadai, Kabupaten Blora menargetkan perluasan areal tanam tembakau hingga 3.300 hektare pada tahun mendatang.***(Dinkominfo Blora)