SURAKARTA, (blora-ekspres.com) – Kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang diberlakukan tahun ini menjadi tantangan serius bagi industri perhotelan. Penurunan volume kunjungan dinas dan kegiatan lembaga membuat banyak pelaku usaha di sektor ini tertekan. Namun, di tengah situasi tersebut, Azana Hospitality menunjukkan ketahanan bisnis yang nyata dengan mencatat pertumbuhan di sejumlah lini usaha.
Azana Hospitality, operator jaringan hotel nasional dengan 86 unit yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, secara aktif menyesuaikan strategi bisnisnya sejak akhir 2024. Perusahaan ini tidak hanya mampu menjaga stabilitas operasional, tetapi juga berhasil membukukan kinerja positif berkat langkah diversifikasi yang matang dan terarah.
“Kami memahami bahwa efisiensi anggaran pemerintah dapat berdampak pada sektor hospitality, khususnya dari sisi kunjungan dinas atau kegiatan lembaga. Namun, kondisi ini sudah kami antisipasi sejak akhir 2024 dengan melakukan shifting market dan diversifikasi secara strategis,” ungkap Indah Pratiwi, VP of Sales & Marketing Azana Hospitality, dalam press rilisnya, Selasa (03/06/2025).
Azana mulai memetakan dampak dari kebijakan penghematan belanja negara jauh-jauh hari. Strategi utama yang diterapkan adalah mengalihkan fokus pasar dari segmen pemerintahan dan korporasi ke kelompok potensial lain yang sebelumnya belum tergarap secara maksimal. Di antaranya adalah komunitas keagamaan, industri kecantikan, komunitas olahraga, asosiasi profesi, serta kelompok hobi dan komunitas niche lainnya.
Langkah diversifikasi ini terbukti efektif dalam mengurangi ketergantungan terhadap pasar tradisional yang sangat bergantung pada anggaran pemerintah. Lebih dari itu, strategi ini membuka peluang baru bagi pertumbuhan bisnis yang lebih berkelanjutan.
“Kami menyadari bahwa pasar hospitality kini menuntut fleksibilitas dan inovasi yang tinggi. Oleh karena itu, Azana terus mencari peluang baru dengan menyasar segmen komunitas yang aktif dan memiliki kebutuhan akomodasi yang konsisten,” jelas Indah.
Selain itu, Azana juga memanfaatkan momentum long weekend yang padat sepanjang tahun 2025 untuk meningkatkan kunjungan dari wisatawan domestik. Melalui penerapan strategi yielding management, perusahaan mampu memaksimalkan pendapatan dari pasar leisure dan keluarga — segmen yang kini menjadi tulang punggung pertumbuhan sektor pariwisata nasional.
“Pasar domestik memiliki potensi yang sangat besar. Kami melihat bahwa dengan pendekatan yang tepat, kami bisa tetap mencatat pertumbuhan meskipun belanja perjalanan dinas menurun,” tambah Indah.
Untuk memperluas jangkauan pasar dan memperkuat visibilitas brand di tengah persaingan digital yang semakin ketat, Azana menggandeng sejumlah platform distribusi besar seperti Trip.com, Traveloka, dan MG Bedbank. Kolaborasi ini terbukti mampu meningkatkan konversi penjualan kamar serta memperkuat posisi Azana sebagai brand yang adaptif dalam menghadapi disrupsi digital.
Tak hanya itu, kanal digital internal seperti booking engine “Azana Voyage” dan media sosial resmi juga dioptimalkan untuk meningkatkan engagement dengan pelanggan dan memperkuat loyalitas konsumen.
“Di era digital seperti sekarang, kehadiran yang kuat di berbagai platform sangat penting. Kami terus mengembangkan channel digital kami agar dapat menjangkau lebih banyak pelanggan secara langsung,” ujar Indah.
Seluruh langkah strategis yang dijalankan Azana menunjukkan hasil yang nyata. Beberapa unit hotel di bawah manajemen Azana bahkan berhasil mencatatkan pendapatan yang melebihi target pada semester pertama 2025. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa adaptasi strategi yang dilakukan sejak tahun lalu memberikan dampak positif secara menyeluruh.
“Kami bersyukur bahwa tune-up strategi yang kami lakukan menghasilkan pertumbuhan yang konkret. Ini memperkuat komitmen kami untuk terus menjadi operator hotel yang inovatif, responsif, dan relevan di tengah dinamika pasar dan kebijakan nasional,” tutup Indah.
Dengan semangat adaptif dan inovatif, Azana Hospitality tidak hanya berhasil bertahan, tetapi juga melangkah lebih maju di tengah tantangan industri yang semakin kompleks.***
