BLORA, (blora-ekspres.com) – Setelah resmi menetapkan Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang sebagai bandara internasional per 25 April 2025 melalui Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2025, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi kini mengalihkan fokusnya pada pengaktifan kembali dua bandara perintis, yakni Bandara Dewandaru di Jepara dan Bandara Ngloram di Blora.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Blora Arief Rohman mengaku telah berkomunikasi langsung dengan Gubernur Jateng terkait rencana pengaktifan Bandara Ngloram.
“Ya, kemarin Pak Gubernur sudah telepon saya. Sekarang ini masih dalam tahap pembahasan final. Kemungkinan besar maskapai yang akan masuk adalah Susi Air untuk mengaktifkan kembali penerbangan di Bandara Ngloram,” ujar Arief saat ditemui usai pelantikan PPPK di Alun-alun Blora, Selasa (29/04/2025).
Arief menyebut bahwa pihaknya kini tengah menunggu kepastian dari Kementerian Perhubungan terkait tahapan finalisasi operasional bandara yang sebelumnya sempat vakum tersebut.
“Kita masih menunggu keputusan final dari Kementerian Perhubungan. Mudah-mudahan prosesnya berjalan lancar dan segera terealisasi,” jelasnya.
Ia berharap, jika Bandara Ngloram kembali aktif, akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Blora, terutama dalam menarik investasi dan mendorong sektor pariwisata.
“Semoga nanti bisa membuka akses lebih luas untuk investasi masuk ke Blora. Selain itu, potensi pariwisata lokal juga bisa lebih berkembang dengan kemudahan akses udara ini,” harapnya.
Menurut Arief, Gubernur Jateng memang sedang mengupayakan agar bandara-bandara perintis di beberapa daerah turut diaktifkan kembali demi pemerataan pembangunan wilayah.
“Pak Gubernur sekarang sedang mendorong pengaktifan bandara di beberapa kota. Selain Blora, juga Jepara, Cilacap, dan Purbalingga. Ini langkah strategis untuk mendukung konektivitas dan pertumbuhan ekonomi daerah,” terangnya.
Sebagai informasi, Bandara Ngloram Blora sempat diresmikan kembali pada akhir tahun 2021 setelah direvitalisasi menggunakan dana APBN sebesar Rp132 miliar. Namun operasionalnya sempat terhenti, dan kini pemerintah tengah berupaya menghidupkannya kembali demi mendukung kemajuan wilayah Blora dan sekitarnya.***