Scroll untuk baca artikel
Bupati Blora
Bupati Blora
Example floating
BeritaHL

Menjelang Lebaran Ketupat, Penjual Janur Serbu Pasar Tradisional Blora

×

Menjelang Lebaran Ketupat, Penjual Janur Serbu Pasar Tradisional Blora

Sebarkan artikel ini

BLORA, (blora-ekspres.com) — Sejumlah pedagang musiman janur kelapa bermunculan di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tampak lebih ramai menjelang perayaan Lebaran Ketupat atau Bodo Kupat 2025 guna memenuhi kebutuhan warga yang ingin merayakan tradisi yang jatuh pada H+7 Idulfitri.

Pantauan di Pasar Tradisional Sido Makmur Blora, deretan penjual janur mulai dari yang menjajakan secara lesehan hingga menggunakan gerobak kecil tampak sibuk melayani pembeli. Janur-janur tersebut mayoritas dipasok dari luar daerah, seperti Rembang, Tuban hingga Kebumen.

“Saya mulai jualan janur sejak H+1 Lebaran. Dapat kiriman dari Kebumen. Satu ikat isi 50 helai saya jual Rp. 20 ribu. Kalau yang isi 10 helai harganya Rp. 5 ribu,” ujar salah penjual janur asal Desa Sumurboto, Kecamatan Jepon, Jari, Sabtu (05/04/2025).

Tak hanya menjual janur, sebagian pedagang juga menyediakan selongsong ketupat siap pakai, tali pengikat lepet, bahkan buah kelapa tua untuk keperluan membuat santan.

Salah satu pedagang lainnya, Suwarti, mengatakan bahwa ia bahkan membuatkan selongsong ketupat langsung di lokasi jika ada pembeli yang memesan.

“Kalau minta langsung dibikinkan, saya layani. Harganya Rp. 15 ribu per 10 buah selongsong. Ini sudah saya jalani setiap tahun menjelang kupatan untuk nambah-nambah penghasilan keluarga,” ungkap Suwarti.

Fenomena serupa juga terlihat di sejumlah pasar lain seperti Pasar Desa Gedongsari, Pasar Jepon, Pasar Tradisional Banjarejo, hingga Pasar Ngawen.

Di Pasar Gedongsari, penjual janur dari Desa Balongsari, Kecamatan Banjarejo, Ngarmin mengaku, harus berangkat subuh dari rumah demi mendapatkan stok janur dari luar kota.

“Saya kulakan dari Pasar Sulang, Rembang. Berangkat jam empat pagi, beli seratus ikat naik motor. Sampai di pasar Blora langsung laris diserbu pembeli. Harganya saya jual Rp20 ribu per ikat,” ucap Ngarmin.

Meningkatnya kebutuhan akan janur kelapa ini tak lepas dari tradisi kuat masyarakat Blora dalam merayakan Lebaran Ketupat.

Bagi sebagian warga, janur tak hanya untuk hiasan, tapi menjadi bahan utama dalam membuat ketupat dan lepet — dua menu khas yang selalu hadir saat kupatan.

“Setahun sekali, buat ketupat dan lepet untuk dimakan bareng keluarga, dibagi ke saudara juga,” kata warga Jepangrejo, Kecamatan Blora, Watini.

Watini menilai harga janur di pasar masih tergolong terjangkau dan sepadan dengan makna tradisinya.

Bagi mereka yang tak sempat membuat sendiri, sejumlah pedagang juga menyediakan ketupat, lepet, dan lontong siap santap.

Seperti halnya salah satu penjual ketupat matang di pasar, Safitri mengatakan menjual lontong dan ketupat yang sudah dimasak dengan harga masing-masing Rp. 3 ribu, sedangkan lepet dijual seharga Rp. 3.500. Menurutnya, pembeli tinggal makan tanpa harus repot membuat sendiri

“Saya jual lontong dan ketupat yang sudah dimasak. Lontong Rp. 3 ribu, ketupat Rp. 3 ribu, dan lepet Rp. 3.500. Tinggal makan, tidak perlu repot bikin,” terang Safitri.

Lebaran Ketupat di Blora bukan hanya soal makanan, tapi juga perayaan identitas budaya dan kebersamaan yang tetap lestari dari generasi ke generasi.***

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *