BLORA, (blora-ekspres.com) – Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar bertema “Bersama Guru Penggerak Bersatu Menggerakkan Pendidikan Indonesia” memunculkan berbagai harapan baru bagi pendidikan di Kabupaten Blora digelar di halaman Gor Mustika Blora, Minggu (27/10/2024),
Acara yang diikuti oleh 256 Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan X dan 52 Pengajar Praktik (PP) ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan guru penggerak di Kabupaten Blora.
Lokakarya ini bukan hanya sekadar seremoni, melainkan sebuah langkah besar dalam mengubah wajah pendidikan demi masa depan yang lebih baik dan menjadi momentum penting untuk mendorong transformasi pendidikan dengan fokus pada kemerdekaan belajar.
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati melalui Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Blora, Agus Puji Mulyono menyampaikan, bahwa guru penggerak adalah salah satu program utama dalam kebijakan Merdeka Belajar.
“Guru penggerak berperan sebagai agen perubahan dalam pendidikan. Mereka diharapkan mampu mendukung pengembangan murid secara holistik, menjadikan murid sebagai pelajar Pancasila yang berkompetensi global, kreatif, dan memiliki karakter kuat,” ujar Agus Puji dalam sambutannya.
Agus Puji menambahkan, bahwa guru penggerak harus menjadi teladan dan mentor bagi guru lain agar pembelajaran lebih berpusat pada murid.
“Panen Hasil Belajar ini bukanlah akhir, tetapi awal untuk terus melahirkan inovasi dan kreativitas baru dari para guru penggerak. Harapan kami, para guru mampu mencetak agen-agen transformasi yang berintegritas di ekosistem pendidikan Kabupaten Blora,” ungkap Agus Puji.
Dari Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah, Kepala BBGP, Darmadi, memberikan apresiasi tinggi atas komitmen para calon guru penggerak di Kabupaten Blora. Menurutnya, program Guru Penggerak merupakan bagian dari episode Merdeka Belajar yang difokuskan untuk membangun sumber daya manusia (SDM) pendidikan yang unggul di seluruh Indonesia.
“Mengubah peradaban dan organisasi pendidikan berawal dari SDM yang berkualitas. Guru penggerak adalah pilar dalam upaya membangun pendidikan yang berkelanjutan,” tegas Darmadi.
Darmadi juga menjelaskan bahwa program ini dijalankan selama enam bulan dengan metode Blended Learning yang menggabungkan pembelajaran daring dan luring. Selama periode tersebut, para calon guru penggerak menyelesaikan sepuluh submodul yang terbagi dalam tiga modul utama.
“Mereka yang lulus akan memperoleh sertifikat guru penggerak, yang nantinya bisa menjadi salah satu syarat untuk menjabat sebagai kepala sekolah atau pengawas sekolah,” imbuh Darmadi.
Darmadi juga mengimbau agar pemerintah daerah memberikan kesempatan kepada guru penggerak yang memenuhi syarat untuk mengisi formasi jabatan struktural, seperti kepala sekolah dan pengawas.
“Kementerian Pendidikan sangat mendorong agar formasi yang kosong segera diisi oleh guru penggerak yang kompeten,” lanjut Darmadi.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sunaryo, memberikan apresiasi terhadap program ini dan dampak positifnya terhadap dunia pendidikan di Blora. Menurut Sunaryo, program Guru Penggerak memacu guru-guru di Blora menjadi lebih inovatif dan kreatif dalam mengajar.
“Para calon guru penggerak angkatan X ini telah menunjukkan dedikasi luar biasa dengan menggerakkan guru lainnya, memotivasi siswa, dan meningkatkan prestasi pendidikan di Blora,” kata Sunaryo.
Sunaryo berharap program ini terus berlanjut sehingga semakin banyak guru di Blora yang dapat menjadi pemimpin pembelajaran di kelas serta menjadi pengelola satuan pendidikan yang handal.
“Kami ingin semakin banyak guru yang mampu menggerakkan pendidikan di Blora, menjadi pemimpin di kelas, satuan pendidikan, bahkan hingga level pengawasan dan kepemimpinan sekolah,” tandas Sunaryo.***(Dinkominfo Blora)