BLORA, (blora-ekspres.com) – Duka mendalam menyelimuti Kabupaten Blora atas insiden kecelakaan kerja di RS PKU Muhammadiyah Blora, Sabtu (8/2/2025) pagi.
Peristiwa jatuhnya lift proyek pembangunan rumah sakit itu menelan empat korban jiwa dan menyebabkan sembilan pekerja lainnya mengalami luka-luka.
Menanggapi kejadian tragis ini, Bupati Blora, Arief Rohman bersama jajaran Forkopimda Blora turun langsung untuk memberikan dukungan kepada para korban dan keluarga.
Mas Arief, sapaan akrab Bupati Blora mengunjungi lima korban yang masih menjalani perawatan di RS PKU Muhammadiyah, sebelum melanjutkan takziah ke rumah para korban meninggal dunia, Minggu (09/02/2025),
Saat menyambangi ruang perawatan, Mas Arief berdialog dengan korban dan keluarga untuk memastikan kondisi mereka. Ia juga berkoordinasi dengan pihak rumah sakit terkait rencana operasi bagi para pasien yang mengalami luka serius.
“Kami ingin memastikan bahwa para korban mendapat perawatan terbaik. Dari laporan rumah sakit, lima pasien yang masih dirawat di sini akan menjalani operasi pada Senin (10/02/2025) besok. Kami berdoa semoga semuanya berjalan lancar dan mereka segera pulih,” ujar Mas Arief.
Mas Arief juga meminta pihak Muhammadiyah dan jajaran terkait untuk memberikan perhatian lebih kepada keluarga korban, terutama mereka yang kehilangan tulang punggung keluarga.
Usai menjenguk korban luka, Mas Arief bersama rombongan bertolak ke rumah duka empat korban meninggal dunia. Mereka adalah Sono, warga Desa Ngampon, Kecamatan Jepon; Ahmad Zaenudin, warga Dukuh Lubang, Desa Puledagel, Kecamatan Jepon; Tri Wiji, warga Desa Bacem, Kecamatan Jepon; serta Djami, warga Dukuh Trenggiling, Desa Temurejo, Kecamatan Blora.
“Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah ini. Kami datang untuk berbela sungkawa dan memastikan bahwa keluarga yang ditinggalkan mendapat perhatian yang layak,” kata Mas Arief kepada keluarga korban.
Mas Arief juga menugaskan tim untuk melakukan pendataan terhadap kondisi ekonomi dan kebutuhan keluarga korban agar bisa diberikan bantuan yang sesuai.
Mas Arief berharap, kejadian tersebut dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih memperhatikan standar keselamatan kerja.
Mas Arief juga menegaskan bahwa pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan adanya langkah-langkah pencegahan di masa mendatang.
“Kami berharap kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak agar lebih memperhatikan standar keselamatan kerja. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan ada langkah-langkah pencegahan ke depan,” harap Mas Arief.
Sementara itu, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Blora, Syaifudin, menyatakan bahwa pihaknya siap memberikan bantuan kepada para korban dan keluarganya.
“Kami akan menanggung biaya perawatan bagi para korban yang masih dirawat. Selain itu, bagi anak-anak korban meninggal, Muhammadiyah akan memberikan beasiswa pendidikan,” ungkap Syaifudin.
Selain bantuan pendidikan, lanjut Syaifudin, Muhammadiyah juga berencana membantu keluarga korban dalam mencari pekerjaan.
“Beberapa keluarga korban menyampaikan keinginan untuk mendapatkan pekerjaan karena mereka kehilangan pencari nafkah utama. Kami akan berupaya mencarikan solusi terbaik untuk mereka,” tambah Syaifudin.
Sementara, Direktur RS PKU Muhammadiyah Blora, Tegar Mohammad Wijaya mengonfirmasi bahwa dari sembilan korban yang selamat, lima masih dirawat di RS PKU Muhammadiyah, sementara empat lainnya dirujuk ke rumah sakit lain karena mengalami cedera serius.
“Empat korban dirujuk, satu ke RSUD dr. Soetijono Blora dan tiga lainnya ke rumah sakit di Solo. Mereka mengalami patah tulang yang membutuhkan penanganan lebih lanjut oleh dokter spesialis ortopedi,” jelas Tegar.
Tegar menegaskan bahwa keputusan merujuk pasien didasarkan pada kebutuhan medis yang lebih kompleks, yang belum bisa ditangani di RS PKU Muhammadiyah Blora.
Diketahui, insiden ini terjadi ketika 13 pekerja sedang menaiki lift proyek pembangunan gedung baru RSU PKU Muhammadiyah Blora. Lift tersebut tiba-tiba jatuh dari ketinggian, mengakibatkan tiga pekerja tewas di tempat, sementara satu korban lainnya meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit.
Pihak berwenang masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kecelakaan ini. Hingga saat ini, pemerintah daerah dan Muhammadiyah terus berupaya memberikan pendampingan bagi korban dan keluarga yang terdampak.***