AdvertorialBeritaHL

Di Tengah Keterbatasan, Difabel Blora Mustika Produksi Prostetik Berkualitas Internasional

BLORA, (blora-ekspres.com) — Di balik keterbatasan fisik, ada tekad kuat untuk membantu sesama. Di Kabupaten Blora, sekelompok penyandang disabilitas yang tergabung dalam Difabel Blora Mustika (DBM) berhasil memproduksi ratusan kaki dan tangan palsu. Berkat usaha gigih mereka, produk ini telah tersebar ke berbagai daerah di Indonesia.

Soni Wijaya, (35), seorang pembuat kaki-tangan palsu di kantor DBM yang berlokasi di Kelurahan Mlangsen, Kecamatan Blora, mengungkapkan kebanggaannya atas apa yang telah dicapai.

“Sejauh ini sudah ratusan kaki tangan palsu yang kami produksi. Produk kami sudah tersebar luas, dan itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami,” ujar Soni saat ditemui pada Jumat (01/11/2024).

Selama satu tahun terakhir, Soni bersama dua rekannya yang juga penyandang disabilitas berhasil memproduksi berbagai prostetik yang sangat dibutuhkan oleh penyandang disabilitas lain.

Soni menjelaskan bahwa proses pembuatan kaki dan tangan palsu ini membutuhkan bahan dasar yang harus didatangkan dari luar negeri.

“Bahan dasar untuk pembuatan kaki tangan palsu ini kebanyakan berasal dari China, India, dan Jerman,” jelas Soni.

Namun, proses produksi ini bukan tanpa tantangan. Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah cuaca, terutama saat musim hujan. Pengeringan material sepenuhnya bergantung pada sinar matahari.

“Kalau musim hujan, produksi kami kurang maksimal karena pengeringan hanya mengandalkan panas sinar matahari,” ungkap Soni.

Kondisi ini kadang memperpanjang waktu produksi, yang biasanya memakan waktu sekitar satu minggu untuk setiap kaki atau tangan palsu.

Selain kendala cuaca, mereka juga harus mengembangkan keterampilan produksi secara mandiri. Soni berbagi kisahnya tentang bagaimana mereka memperoleh keahlian tersebut.

“Pertama kali kami diajarkan membuat kaki palsu oleh lembaga khusus yang menyekolahkan kami. Setelah itu, ilmu yang kami dapatkan terus kami kembangkan dan inovasi lagi agar kualitasnya makin baik,” tutur Soni.

Keunikan lain dari usaha produksi prostetik di kantor DBM ini adalah seluruh pekerja yang terlibat adalah penyandang disabilitas. Soni bersama dua rekannya memiliki peran masing-masing. Dua orang sebagai pembuat kaki-tangan palsu, sementara satu lainnya mengurus pemasaran.

“Semua pembuat kaki tangan palsu di sini memang disabilitas. Kami bekerja sama dan saling mendukung,” tambah Soni.

Produk kaki-tangan palsu buatan DBM ini diklaim memiliki ketahanan hingga delapan tahun, meski ada bagian yang rentan, seperti telapak kaki.

“Biasanya bagian yang paling sering rusak itu di telapak kaki. Tapi secara keseluruhan, daya tahannya bisa mencapai delapan tahun,” jelas Soni.***(Dinkominfo Blora)

Exit mobile version