Scroll untuk baca artikel
Bupati Blora
Bupati Blora
Example floating
HLPariwisataSeni & Budaya

Sarasehan Gerakan Samin, Relevansi dan Tantangan di Era Kekinian

×

Sarasehan Gerakan Samin, Relevansi dan Tantangan di Era Kekinian

Sebarkan artikel ini

BLORA (blora-ekspres.com) — Gerakan Samin merupakan bagian penting dari pergerakan nasional, terutama dalam perlawanan petani Jawa terhadap penjajah Belanda di Blora, Tuban, dan Pati. Saat itu, pemerintah Belanda memberlakukan peraturan perhutanan, penyempitan tanah, dan pembayaran pajak yang sangat menekan rakyat.

Budayawan Romo Sindhunata dalam sarasehan bertema ‘Laku Sikep dan Relevansinya di Era Kekinian’ pada Selasa, 9 Juli 2024, di Pendopo Kabupaten Blora, menekankan pentingnya pelestarian ajaran Samin.

“Spirit Samin patut dilestarikan. Ketika yang lain diam, mereka memberontak,” ujar Sindhunata.

Acara ini merupakan bagian dari Festival Budaya Spiritual yang digelar oleh Ditjen Kebudayaan, Kemdikbudristek, bekerja sama dengan Pemkab Blora. Hadir pula Direktur KMA, Sjamsul Hadi, yang menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap Sedulur Sikep.

“Banyak ajaran Sedulur Sikep tentang kasih sayang yang harus terus di-uri-uri,” ungkap Sjamsul.

Gunretno, tokoh Sedulur Sikep, mengungkapkan harapan agar pemerintah lebih hadir dalam mendukung gerakan mereka.

“Pemerintah harus hadir dan memberikan pemenuhan hak sipil Sedulur Sikep,” ujarnya.

Sedulur Sikep muda, Anggit Pratiwi, menekankan pentingnya bertani sebagai bagian dari kehidupan mereka.

“Saya belajar di rumah, diajari bertani oleh bapak ibu. Kalau semua mau jadi pegawai, siapa yang mencukupi kebutuhan pangan?” katanya.

Dr. Amrih Widodo dari Australian National University, yang hadir secara daring, menyoroti pentingnya memahami cara Sedulur Sikep merespons kekuasaan.

“Melihat spiritualis Samin, kita harus melihat bagaimana cara mereka merespons kekuasaan,” ujarnya.

Sarasehan ini menghasilkan sejumlah rekomendasi, termasuk pentingnya diseminasi untuk mengurangi persepsi buruk terhadap Sedulur Sikep dan perlunya pemerintah memberikan ruang toleransi serta pemenuhan hak-hak sipil mereka. Rangkaian acara akan dilanjutkan dengan Rembug Samin pada 10 Juli 2024.***

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *