BLORA, (blora-ekspres.com) – Tradisi Grebeg Gunungan kembali digelar oleh Pemerintah Kabupaten Blora dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-275 Kabupaten Blora, Selasa (10/12/2024) pagi,
Acara yang berlangsung di sepanjang Jalan Pemuda ini menjadi magnet bagi ribuan warga yang datang mengenakan pakaian adat Samin, menambah semarak suasana.
Sebanyak lebih dari 275 gunungan lanang (pria) dan wadon (wanita) dipajang rapi, berisi hasil bumi seperti kangkung, jagung, dan kacang panjang, serta aneka jajanan pasar seperti kue apem, kerupuk, dan brondong. Dalam hitungan menit, gunungan-gunungan tersebut ludes diserbu masyarakat yang antusias memperebutkan keberkahan.
Bupati Blora, Arief Rohman, bersama jajaran Forkopimda turut memeriahkan acara ini dengan berjalan kaki dari simpang empat Grojogan menuju panggung kehormatan di depan MD Mall, diiringi kesenian barongan Singo Lodra.
Dalam sambutannya, Bupati Arief mengungkapkan rasa syukur atas suksesnya acara tersebut.
Bupati Arief Rohman mengungkapkan rasa syukurnya atas antusiasme warga dalam acara Grebeg Gunungan. Ia menjelaskan kegiatan ini merupakan wujud syukur atas nikmat yang diterima pada peringatan Hari Jadi ke-275 Kabupaten Blora.
“Alhamdulillah, saya senang sekali melihat antusiasme warga. Dari Grojogan hingga sini, gunungan sudah laris manis. Total ada lebih dari 275 gunungan. Ini adalah bentuk rasa syukur kita atas nikmat di Hari Jadi ke-275 Kabupaten Blora,” ujar Mas Arief sapaan akrab Bupati Blora.
Mas Arief juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya tradisi ini.
“Terima kasih kepada OPD, instansi, desa, kelurahan, dan seluruh masyarakat yang berpartisipasi. Ini sangat luar biasa. Semoga membawa berkah untuk Blora,” tambah Mas Arief.
Sementara, Kepala Dinporabudpar Blora, Iwan Setiyanto menjelaskan, bahwa Grebeg Gunungan tahun ini dirancang sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan, terutama hasil bumi yang melimpah.
“Tradisi ini tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga menjadi simbol kesuburan dan keberkahan. Bahkan, Bapak Bupati juga menyerahkan gunungan secara langsung kepada masyarakat,” ungkap Iwan.
Iwan menambahkan bahwa gunungan lanang melambangkan hasil bumi murni seperti sayuran dan umbi-umbian, sedangkan gunungan wadon berisi makanan olahan atau jajanan pasar.
“Kesuburan dalam tradisi ini digambarkan melalui perpaduan lanang dan wadon, seperti dalam kehidupan dan pertanian yang membutuhkan keseimbangan,” jelasnya.
Acara Grebeg Gunungan menjadi momen yang dinanti warga. Salah satunya pelajar SMK, Dita yang berhasil membawa pulang bayam dan terung.
“Seru sekali. Ini nanti saya kasih ke Ibu untuk dimasak di rumah. Semoga berkah,” tuturnya.***