Example floating
Example floating
Example floating
Adv. Pemkab BloraHL

Bupati Blora Cari Solusi Bagi Lima Desa Terdampak Pembangunan Bendungan Gerak Karangnongko

×

Bupati Blora Cari Solusi Bagi Lima Desa Terdampak Pembangunan Bendungan Gerak Karangnongko

Sebarkan artikel ini

YOGYAKARTA, (blora-ekspres.com) – Pembangunan Proyek Strategi Nasional (PSN) Bendung Gerak Karangnongko di wilayah Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora menimbulkan dampak besar bagi lima desa sekitarnya.

Pembangunan PSN endung Gerak Karangnongko.di wilayah Kecamatan Kradenan elah menimbulkan kekhawatiran bagi warga lima desa terdekat. Dampak dari pembangunan tersebut mencakup relokasi paksa dan perubahan tata ruang yang berpotensi mengganggu kehidupan masyarakat setempat.

Menyikapi hal ini, Bupati Blora, Arief Rohman bersama dengan timnya, sedang aktif mencari solusi terbaik. Salah satu prioritas utama adalah memastikan bahwa relokasi warga tidak akan mengganggu kehidupan sosial dan ekonomi mereka secara signifikan. Upaya ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa warga tetap memiliki akses yang memadai terhadap fasilitas umum dan sumber daya yang dibutuhkan tanpa harus menjauh dari desa asal mereka.

“Jika nanti relokasi, agar mereka tidak jauh dari desanya. Hal yang paling memungkinkan adalah lahan hutan KHDTK milik UGM di Desa Getas,” kata Bupati Blora, Arief Rohman saat dampingi lima kades yang warganya terdampak Bendungan Karangnongko melakukan konsultasi ke Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta, Jumat (22/03/2024).

Lima kades yang hadir dalam audiensi dengan Fakultas Kehutanan UGM dan Direktur KHDTK UGM tersebut, masing-masing Kepala Desa Mendenrejo, Kepala Desa Ngrawoh, Kepala Desa Nginggil, Kepala Desa Nglebak, Kepala Desa Megeri.

Dalam pembangunan PSN Bendung Gerak Karangnongko ini, Mas Arief, sapaan akrab Bupati Blora, memahami betapa pentingnya memperhatikan kesejahteraan masyarakat yang terdampak. Oleh karena itu, kami sedang bekerja keras untuk menemukan solusi yang sesuai untuk kebutuhan mereka

Selain itu, Mas Arief juga minta Fakultas Kehutanan UGM untuk bersama-sama mencari lokasi terbaik untuk relokasi masyarakat kami yang akan terdampak pembangunan PSN Bendungan Gerak Karangnongko.

Lebih lanjut, Mas Arief menyampaikan, Bendungan Gerak Karangnongko yang akan membendung Sungai Bengawan Solo di perbatasan Kradenan (Blora) dengan Margomulyo (Bojonegoro), genangannya akan mengular sampai Ngawi. Sehingga ada beberapa desa di Blora yang akan direlokasi dengan skema ganti untung.

Sesuai keinginan masyarakat, mereka ingin agar lokasi relokasi tida jauh dari desanya semula. Dan yang paling memungkinkan adalah lahan hutan KHDTK UGM Getas.

Diharapkan nantinya proses relokasi bisa difasilitasi oleh Fakultas Kehutanan dengan Kementerian LHK, dan Kementerian PUPR.

“Proyek PSN Bendung Gerak Karangnongko ditetapkan sebagai PSN tentunya kita ingin mensukseskan agenda tersebut. Namun demikian efek pembangunan pada beberapa desa yang akan menjadi wilayah genangan. Kegalauan kepala desa tadi sudah disampaikan, kita ingin ada bantuan lagi dari UGM kira-kira saran masukan dan upaya dari harapan masyarakat ini,” jelas Mas Arief.

Mas Arief berharap,, bila nantinya opsi relokasi ini memungkinkan, diharapkan berada di wilayah yang tidak jauh dengan bendungan.

“Semoga ini ada jalan dan solusi sekaligus kita minta UGM untuk mendampingi kami tahapan-tahapan seperti apa kita ingin suasana di masyarakat tetap kondusif,” tambahnya.

Ditempat yang sama Kepala Desa Ngrawoh, Purwondo menyampaikan, bahwa 80 persen wilayah desanya nantinya akan terdampak genangan air dari Bendung Gerak Karangnongko.

“Di wilayah kami adem ayem tidak ada gejolak menolak PSN. Hanya ada sisi lain yang membuat beban pikiran kami berat, adanya dua opsi yang ditawarkan. Yakni, ganti untung dan tukar guling/ relokasi. Kami berpendapat kalau kita tukar guling terus nasib desa kami bagaimana, harapan kami jangan sampai hilang,” papar Purwondo.

Pihaknya, meminta arahan kepada pihak UGM yang merupakan pengelola KHDTK, terkait potensi relokasi hingga pengembangan desa wisata. Sehingga dengan adanya pembangunan PSN tersebut masyarakat bisa ikut merasakan manfaatnya.

“Kalau pihak UGM nantinya bisa berkolaborasi dengan Blora, dalam mewujudkan desa wisata ditempat kami mudah-mudahan nanti bisa seperti yang sudah ada di Waduk Sermo. Bagaimana nanti cara penataanya saya manut. Saya bersama warga cuma ingin numpang mencari kehidupan. Kita kena dampaknya, kita harus dapat manfaatnya,” imbuh Perwondo.

Mendengan masukan dan harapan dari masyarakat terdampak tersebut, Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta menjelaskan, kewenangan untuk peruntukan lahan KHDTK tersebut ada di pemerintah pusat.

Meski demikian, pihaknya siap untuk mengawal aspirasi masyarakat ke kementerian terkait dengan memberikan pertimbangan teknis. “Nanti hasil diskusi hari ini akan kami sampaikan ke KLHK. Pihak UGM selaku pengelola tidak serta merta bisa memberikan hak, itu diskusinya harus melibatkan banyak pihak salah satunya pemberi amanah dalam hal ini KLHK,” ungkap Sigit Sunarta.

Menurutnya bahwa penting untuk melibatkan pemberi kelola yakni KLHK, yang mana hasil diskusi ini nantinya UGM akan menyampaikan pertimbangan-pertimbangan teknis kepada Dirjen PTKL KLHK.

Hal senada juga dikemukakan Direktur KHDTK UGM, Dr.Tri Atmojo. Dia menegaskan, posisi UGM sebagai pengelola, sedangkan pemberi kelola dalam hal ini KLHK. Maka nanti perlu didiskusikan lebih lanjut dengan pemerintah pusat. “Nanti kami akan menyampaikan ke dirjen PTKL dan Bu Menteri nanti pertimbangan teknis dari Fakultas Kehutanan UGM,” terangnya.

Perlu diketahui, Bendungan Karangnongko sudah dalam tahap pembangunan fisik dan sudah dimulai terlebih dahulu di daerah Bojonegoro. Sedangkan untuk Kabupaten Blora masih belum. Khusus yang di wilayah Blora ada 5 desa yang terdampak yakni mulai Mendenrejo, Ngrawoh, Nginggil, Nglebak dan Megeri.

Untuk Ngrawoh dan Nginggil 80 persen wilayahnya akan terkena genangan, lalu Desa Nglebak sedikit, sedangkan Desa Mendenrejo dan Desa Megeri hanya lahannya.

Saat audiensi di UGM, dari Blora tampak hadir mengikuti, Kepala BAPPEDA, Kepala Dinas PMD, Kepala Dinas PUPR, Kepala Dinas Perumahan, Permukiman dan Perhubungan Kabupaten, Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D). Juga Kabag Perekonomian dan SDA Setda Blora, Forkopimcam Kradenan.

Sementara itu dari UGM cukup lengkap. Diantaranya Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta. S.Hut., M.P., M.Sc., Ph.D, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Keuangan. Direktur KHDTK UGM Dr. Tri Atmojo, Sekretaris Tim KHDTK UGM, Dr. Sawitri beserta tim. ***

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *