BeritaHL

Bupati Blora Kunjungi Keluarga Korban Pembunuhan Ayah dan Anak di Sambonganyar

BLORA, (blora-ekspres.com) – Kasus pembunuhan tragis yang menimpa Muslikin (45) dan anaknya, SKP (9), di Dusun Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jumat (21/02/2025) malam menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan warga sekitar.

Kejadian ini juga mengundang perhatian Bupati Blora, Arief Rohman, yang langsung mengunjungi rumah duka untuk memberikan dukungan moral.

Di hari pertama kembali bertugas setelah mengikuti retreat di Magelang, Mas Arief, sapaan akrab Bupati Blora didampingi Ketua TP PKK Blora dan Baznas Blora datang ke rumah keluarga korban untuk menyampaikan belasungkawa secara langsung.

“Kita doakan semoga almarhum dan almarhumah husnul khotimah. Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa apapun masalahnya, jangan sampai ada tindakan yang menghilangkan nyawa, apalagi terhadap keluarga sendiri,” ujar Mas Arief, Senin (03/03/2025).

Dalam kunjungannya sebagai Bupati Blora, Mas Arief juga bertemu dengan putri almarhum yang saat ini tengah menempuh pendidikan di IAIN Kudus. Mahasiswi semester delapan itu dikenal sebagai sosok yang berprestasi dengan IPK 3,8.

“Kami sangat prihatin, apalagi melihat anak almarhum yang sedang kuliah. Kami minta Baznas Blora untuk mendampingi agar kuliahnya tetap bisa diselesaikan dengan baik,” tandas Mas Arief.

Selain memberikan dukungan kepada keluarga korban, Mas Arief juga mengapresiasi langkah cepat kepolisian dalam mengungkap kasus ini.

“Kami sangat mengapresiasi kinerja Pak Kapolres dan jajarannya yang dengan cepat mengungkap kasus ini dan menangkap terduga pelaku. Ini memberikan rasa aman bagi masyarakat,” tambah Mas Arief.

sementara, istri korban, Maspupah masih sulit menerima kenyataan pahit yang menimpa suami dan anaknya. Ia menceritakan detik-detik kejadian malam itu ketika dirinya dipanggil pulang oleh anaknya.

“Anak saya bilang kalau motor bapaknya jatuh. Saya tanya, bapak di mana? Tapi tidak ada. Sewaktu saya pulang, bapak sudah tergeletak dan anak saya ketakutan,” tutur Maspupah.

Dalam kepanikan, Maspupah meminta pertolongan kepada tetangga. Suaminya yang sudah dalam keadaan kejang dengan mulut berbusa segera dibawa ke rumah, namun nyawanya tak tertolong.

“Saya sempat minum juga, rasanya pahit. Baru setelah itu warga mulai curiga kalau airnya ada sesuatu,” imbuh Maspupah.

Exit mobile version