Example floating
Example floating
Example floating
HL

Kebiasaan Buruk, Masih Banyak Warga Blora yang Buang Sampah ke Sungai

×

Kebiasaan Buruk, Masih Banyak Warga Blora yang Buang Sampah ke Sungai

Sebarkan artikel ini

BLORA, (blora-ekspres.com) – Perilaku kebiasaan membuang sampah ke sungai masih menjadi persoalan serius bagi masyarakat di Kabupaten Blora. Perilaku tersebut seolah-olah sudah menjadi budaya atau kebiasaan yang turun temurun.

Koordinator Kepedulian Terhdap (Duta) Blora, Eko Arifianto mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai. Sebab dampak yang akan berdampak perusakan habitat, menimbulkan penyakit, pencemaran lingkungan hingga banjir sehingga dapat merugikan masyarakat.

Saat ini, terang Eko, Duta Blora sedang berupaya untuk membersihkan sampah yang ada di Kali Grojogan yang menjadi ikon Kota Blora. Diharapkan, masyarakat Kabupaten Blora tidak ada lagi warga yang membuang sampah sembarangan, terlebih dibuang ke sungai.

“Kita selalu berharap kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Blora tidak membuang sampah di sungai yang berdampak pada pencemaran lingkungan. Ini kan ironis,” kata Eko Arifianto di sela-sela kegiatan bersih sungai, Jum’at (12/02/2021).

Eko menyayangkan sikap masyarakat yang tak punya kesadaran akan kebersihan lingkungan. Sayang sekali bila memandang sungai hanya menjadi wadah sampah besar.

“Masyarakat harus punya kesadaran, mengelola sampah. Semua elemen masyarakat harus bergerak mengurangi sampah. Sampah bisa diolah atau dibuat sesuatu yang berguna, jangan buang di sungai,” jelasnya.

Minimnya kesadaran untuk menjaga kebersihan sungai, kata Eko, menjadi kendala selama ini.

“Tidak hanya sekali dua kali, kita sewaktu melakukan pembersihan sungai, masih ditemukan berbagai jenis sampah yang tercecer,” terangnya.

Sebagai aktivis lingkungan, dirinya berharap agar masyarakat yang tinggal di hulu aliran sungai Grojogan juga memiliki kesadaran pentingnya menjaga sungai.

“Ya, seharusnya masyarakat juga memiliki pemahaman dan kesadaran kita. Karena alam sudah mengingatkan dengan wabah yang terjadi. Bukan malah sebaliknya, buang sampah awur-awuran (sembarangan),” tandasnya.

Harapannya, dengan kebersamaan kerja segenap elemen dari hulu hingga hilir dari pemerintah dan masyarakat, persoalan lingkungan bisa tanggulangi.

“Jika tidak bisa membantu memperbaiki kualitas air sungai, minimal jangan semakin mengotori dan mencemarinya. Ingat alam juga titipan anak cucu kita semua generasi mendatang,” pungkasnya.***Red

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *