BLORA, (blora-ekspres.com) – Produksi sampah di Kabupaten Blora yang terus meningkat setiap harinya menjadi tantangan besar dalam pengelolaan lingkungan. Dengan kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA) yang terbatas, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora mencari solusi inovatif untuk mengatasi masalah ini.
Salah satu langkah konkret yang diambil adalah menjalin kerja sama dengan PT Semen Gresik Indonesia Pabrik Rembang. Kerja sama ini bertujuan untuk mengolah sampah di Blora menjadi Refuse Derived Fuel (RDF), yakni bahan bakar alternatif yang memiliki nilai ekonomi tinggi. RDF dihasilkan melalui proses pemilahan, pencacahan, dan pengeringan sampah rumah tangga serta industri agar memiliki nilai kalor yang lebih baik.
Kesepakatan ini resmi dikukuhkan melalui penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Bupati Blora, Arief Rohman dengan Direktur Utama PT Semen Gresik, Muhammad Supriyadi di ruang pertemuan Sekretariat Daerah (Setda) Blora, Jumat (21/03/2025).
Acara ini turut disaksikan Wakil Bupati Blora Sri Setyorini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Blora, jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) terkait serta pimpinan PT Semen Gresik.
Mas Arief, sapaan akrab Bupati Blora mengatakan, produksi sampah di Blora yang mencapai lebih dari 200 ton per hari, baik di TPA Blora maupun Cepu, membutuhkan langkah konkret dalam pengelolaannya.
“Kita harus terus mencari solusi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi. Selain menggencarkan bank sampah di pedesaan, hari ini kita menjalin kerja sama dengan PT Semen Gresik untuk mengolah sampah menjadi RDF,” ujar Mas Arief.
Mas Arief juga menyampaikan apresiasi kepada PT Semen Gresik atas kesediaannya membantu Blora dalam pengelolaan sampah. Menurutnya, kerja sama ini akan memberikan manfaat besar bagi daerah, terutama dalam mengurangi timbunan sampah di TPA serta meningkatkan nilai ekonominya.
“Dengan adanya pembinaan dari PT Semen Gresik, sampah yang sulit terurai akan diolah menjadi bahan bakar alternatif melalui proses pemilahan, pencacahan, dan pengeringan. Kami meminta DLH segera menyusun konsep kerja sama ini dengan baik, termasuk menata kelembagaan dan SDM yang akan mengelolanya,” tegas Mas Arief.
Mas Arief berharap, kerja sama dengan PT Semen Gresik ini dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah di daerahnya. Ia juga menilai bahwa langkah ini akan membantu mengurangi beban TPA serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
“Kami berharap kerja sama ini bisa membuat pengelolaan sampah di Blora lebih efektif, mengurangi timbunan sampah di TPA, dan tentu saja memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” harap Mas Arief.
Sementara itu, Direktur Utama PT Semen Gresik, Muhammad Supriyadi, menyatakan pihaknya siap membantu Blora dalam menangani permasalahan sampah.
“Suatu kehormatan bagi perusahaan kami bisa berkontribusi dalam pengolahan sampah di Blora. Secara geografis, pabrik kami di Rembang lebih dekat ke Blora dibandingkan ke Rembang sendiri. Jadi sudah selayaknya kami turut membantu pengelolaan sampah di daerah ini,” ungkap Supriyadi.
Supriyadi juga menambahkan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti MoU ini dengan perjanjian kerja sama lebih lanjut antara tim teknis PT Semen Gresik dan DLH Blora.
Sebagai informasi, PT Semen Gresik sebelumnya telah menjalin kerja sama serupa dengan beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Cilacap, Banyumas, Jepara, dan Pati. Dalam praktiknya, setelah mendapatkan pembinaan dari PT Semen Gresik, pemerintah daerah yang bekerja sama dapat membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagai operator mandiri dalam produksi RDF.***