BLORA, (blora-ekspres.com) – Sebagai bagian dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan Jakarta telah meluncurkan inisiatif pendampingan bagi para pelaku UMKM kerajinan bambu di Desa Talokwohmojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jum’at (02/08/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengrajin dalam menciptakan produk anyaman bambu yang lebih bervariasi serta memperluas jangkauan pemasaran melalui penerapan strategi digital.
Desa Talokwohmojo, yang dikenal memiliki beberapa warga dengan keterampilan membuat anyaman bambu, selama ini menghadapi kendala dalam hal variasi produk dan pemasaran yang terbatas.
Dalam upaya untuk mengatasi hal tersebut, para mahasiswa yang terlibat dalam proyek independen ini, mengarahkan fokus mereka pada pengembangan produk dan pemasaran digital.
Eka Isvita D, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program ini, menjelaskan bahwa kegiatan pendampingan ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di desa tersebut melalui penerapan bisnis berbasis online.
“Kami berusaha mengembangkan varian anyaman bambu dengan melakukan latihan di desa tetangga yang sudah memiliki usaha anyaman bambu yang lebih maju. Selain itu, kami juga membantu mengembangkan model bisnis berbasis online dan membantu akses pasar yang lebih luas. Ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa,” ungkap Eka.
Selain pengembangan produk, program ini juga berfokus pada pelatihan pemasaran digital. Para pengrajin diajarkan bagaimana memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce untuk memasarkan produk mereka secara lebih efektif.
“Pelatihan ini memberikan wawasan baru bagi kami tentang cara memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan pasar,” tambah Eka.
Sukemi, salah satu warga Desa Talokwohmojo yang juga pengrajin anyaman bambu, menyambut baik program ini. Menurutnya, pendampingan yang diberikan oleh para mahasiswa sangat membantu dalam meningkatkan produksi dan pemasaran hasil kerajinan mereka.
“Kami sangat terbantu dengan adanya pendampingan dari mahasiswa. Harapannya, kerajinan anyaman bambu yang dihasilkan menjadi lebih bervariasi, dan kami bisa lebih dikenal sehingga pemasukan warga bisa meningkat,” ujar Sukemi.
Dengan adanya dukungan ini, diharapkan kerajinan anyaman bambu dari Desa Talokwohmojo tidak hanya mampu bersaing di pasar yang lebih luas, tetapi juga tetap menjadi kebanggaan lokal.
Pendampingan yang melibatkan pelatihan pembuatan anyaman bambu serta pemasaran digital ini diharapkan dapat membawa dampak positif jangka panjang bagi ekonomi warga desa.
Program pendampingan ini merupakan salah satu wujud nyata dari kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dalam upaya mendorong kemajuan UMKM di pedesaan melalui inovasi dan teknologi.
Para mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Jakarta berharap bahwa inisiatif ini dapat menjadi model yang dapat diterapkan di desa-desa lainnya, guna memperkuat ekonomi lokal dan memperkenalkan produk kerajinan tradisional ke pangsa pasar yang lebih luas.***