BLORA, (blora-ekspres.com) – PT Blora Patra Energi (BPE), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Kabupaten Blora, berhasil mencatatkan produksi minyak bumi yang signifikan dari ratusan sumur minyak tua.
Dalam keterangan Direktur Operasional PT BPE Blora, Prima Segara mengatakan, hingga pertengahan November 2023, total produksi mencapai 410.651,31 liter atau setara 2.582,71 barel minyak.
Menurut Prima Segara, produksi minyak tersebut diperoleh dari dua lapangan utama yang dikelola oleh PT BPE, yakni Lapangan Ledok di Kecamatan Sambong dan Lapangan Semanggi di Kecamatan Jepon.
“Dari Lapangan Ledok, kami berhasil memproduksi sebanyak 231.898,70 liter atau sekitar 1.458,48 barel. Sementara dari Lapangan Semanggi, jumlah produksinya mencapai 178.752,61 liter atau sekitar 1.124,23 barel,” kata Prima, Jumat (13/11/2023).
Secara keseluruhan, terang Prima terdapat 193 titik sumur minyak tua di Lapangan Ledok dan 71 titik di Lapangan Semanggi. Namun, PT BPE hanya mengoperasikan 120 sumur di Lapangan Ledok dan sekitar 12 sumur di Lapangan Semanggi.
“Dari seratusan sumur yang kami operasikan ini, produksi minyak menunjukkan tren positif, yang tentunya menjadi pencapaian penting bagi BUMD dan kontribusi bagi daerah,” ujar Prima.
Dalam kesempatan tersebut, Prima mengungkapkan, PT BPE tengah mengajukan izin operasi baru yang berlaku untuk jangka waktu lima tahun ke depan.
“Kami saat ini dalam proses pengajuan izin operasi yang dimulai tahun ini. Izin tersebut penting untuk menjamin kelangsungan produksi minyak di Blora serta memberikan kepastian bagi rencana pengembangan lapangan minyak tua yang kami kelola,” papar Prima.
Keberhasilan produksi minyak ini tidak hanya berdampak pada pencapaian internal perusahaan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Blora. PT BPE menyumbang sekitar 6 persen dari total keuntungan per tahun kepada PAD.
“Kontribusi ini menjadi salah satu bentuk nyata dukungan kami terhadap pembangunan daerah. Sektor energi, khususnya migas, masih menjadi sumber pendapatan yang potensial bagi Kabupaten Blora,” tambah Prima.
Selain berfokus pada produksi minyak, PT BPE juga aktif dalam program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR). Salah satu bentuk nyata adalah pembangunan tiga rumah tidak layak huni (RTLH) bagi warga kurang mampu di sekitar area operasional perusahaan.
“Melalui program CSR ini, kami berupaya untuk berkontribusi langsung kepada masyarakat sekitar. Kami tidak hanya fokus pada produksi migas, tetapi juga ingin memastikan bahwa manfaatnya bisa dirasakan oleh warga Blora,” tegas Prima.
Prima juga menegaskan bahwa upaya pembangunan rumah tidak layak huni ini merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Blora.
“Kami berharap program ini bisa terus berjalan dan membantu masyarakat yang membutuhkan. Ini juga menjadi komitmen kami sebagai BUMD untuk tidak hanya berfokus pada keuntungan bisnis, tetapi juga kesejahteraan masyarakat sekitar,” ujar Prima.
PT BPE melihat adanya peluang besar dalam pengembangan potensi minyak bumi di Kabupaten Blora, khususnya dari sumur-sumur minyak tua yang masih memiliki cadangan minyak cukup besar.
“Kami optimistis dengan potensi yang ada. Saat ini, kami sedang melakukan kajian teknis untuk meningkatkan efisiensi produksi dari sumur-sumur yang kami kelola. Dengan teknologi yang lebih baik, kami yakin dapat meningkatkan produksi dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi daerah,” kata Prima.
Dengan adanya tren positif dalam produksi minyak dan kontribusi PAD yang signifikan, PT BPE berharap dapat terus berperan sebagai pendorong utama dalam pengembangan sektor migas di Kabupaten Blora.
“Kami akan terus berinovasi dan meningkatkan kinerja agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Blora, baik dalam bentuk kontribusi PAD maupun program-program sosial yang berkelanjutan,” pungkas Prima.***