BLORA, (blora-ekspres.com) – Kesedihan mendalam menyelimuti keluarga dan warga Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, setelah Muslikin (45) dan anaknya SK (9) menjadi korban pembunuhan berencana. Keduanya tewas setelah mengonsumsi air yang telah dicampur racun tikus dan potas oleh saudara iparnya, Muhammad Kundori (35).
Tetangga tak percaya Muslikin yang selama ini dikenal sebagai sosok baik hati dan ramah terhadap tetangganya meninggal dunia dengan cara tragis di rumah sendiri.
Peristiwa tragis ini membuat warga sekitar terguncang, terutama karena pelaku merupakan kerabat dekat korban sendiri.
Suyatmi, salah satu tetangga terdekat, mengaku masih sulit mempercayai kenyataan pahit ini. Baginya, Muslikin adalah sosok yang baik dan sering berbagi dengan warga sekitar.
“Pak Muslikin itu orangnya baik sekali. Setiap pagi kalau lewat depan rumah saya, pasti menyapa. Dia juga suka memberi jajanan dan uang kepada anak-anak di lingkungan sini,” ujar Suyatmi, Senin (03/03/2025).
Ia juga mengenang bagaimana Muslikin memperlakukan anak-anak dengan penuh kasih sayang. Namun, setelah insiden ini, anak-anak yang biasa bermain dengan SK kini mengalami trauma dan ketakutan.
“Dulu, anak-anak sering main di rumahnya, bercanda dengan SK. Sekarang mereka takut kalau lewat rumah itu, bahkan ada yang menangis kalau ditanya soal kejadian ini,” tambahnya.
Kepala Desa (Kades) Sambonganyar, Teguh Mulyo Utomo mengaku awalnya tidak menyangka bahwa pelaku pembunuhan ini adalah saudara ipar korban.
Ia menyebut bahwa kejadian ini benar-benar membuat warga terpukul dan merasa kehilangan sosok yang dikenal baik di lingkungan.
“Kami benar-benar tidak menyangka. Ini sangat mengejutkan bagi kami semua. Warga di sini tahu betul bahwa Pak Muslikin adalah orang yang baik, tidak pernah punya masalah besar dengan siapa pun,” ungkap Teguh.
Pihak kepolisian saat ini masih terus mendalami kasus ini untuk memastikan motif pembunuhan yang dilakukan Muhammad Kundori. Beberapa barang bukti telah diamankan guna memperkuat penyidikan.
Keluarga korban berharap pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya. Mereka menginginkan keadilan bagi Muslikin dan SK yang meninggal secara tragis.***