AdvertorialBeritaHLPemerintahan

Dilanda Kekeringan, BPBD Blora Salurkan 12 Juta Liter Air Bersih

BLORA, (blora-ekapres.com) – Kekeringan panjang yang melanda Kabupaten Blora mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora untuk terus menyalurkan bantuan air bersih ke wilayah-wilayah terdampak.

Sejak bulan Juli hingga Jumat (25/10/2024), BPBD telah mendistribusikan total 12.150.000 liter air bersih ke berbagai kecamatan yang kekeringannya paling parah. Penyaluran bantuan ini dilakukan melalui total 2.430 pengiriman tangki air dengan kapasitas masing-masing lima ribu liter.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Blora, Abdul Mukhid, mengungkapkan, distribusi air bersih ini dilakukan untuk memastikan warga yang terdampak kekeringan memiliki akses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

“Kami terus melakukan pendataan dan menerima laporan permintaan bantuan air bersih dari warga di berbagai kecamatan. Hingga saat ini, total pengiriman telah mencapai 2.430 tangki air,” ujar Abdul Mukhid, Rabu (30/10/2024).

Abdul Mukhid menjelaskan, distribusi air ini hampir mencakup seluruh wilayah Kabupaten Blora, dengan titik-titik kekeringan terparah di Kecamatan Tunjungan, Ngawen, Jepon, Jiken, Jati, dan Kunduran.

“Daerah-daerah ini mengalami dampak paling signifikan, dan oleh karena itu menjadi prioritas utama dalam penyaluran air bersih,” tambah Abdul Mukhid.

Abdul Mukhid juga mengapresiasi bantuan dari berbagai pihak yang turut terlibat dalam kegiatan ini, termasuk organisasi perangkat daerah (OPD), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), relawan, pengusaha, dan masyarakat.

“Dukungan dari berbagai pihak sangat berarti bagi kami, sehingga distribusi bisa berjalan lancar meski permintaan terus meningkat,” kata Abdul Mukhid.

Menurut Abdul Mukhid, BPBD berkomitmen untuk melanjutkan distribusi air bersih sampai ada tanda-tanda musim hujan.

“Saat ini droping air masih terus dilakukan karena belum ada tanda-tanda hujan. Kami juga harus menyesuaikan jadwal pengiriman agar bisa merata di setiap kecamatan yang membutuhkan,” ujar Abdul Mukhid.

Selain kebutuhan air bersih untuk rumah tangga, Abdul mengungkapkan bahwa kekeringan ini juga berdampak signifikan pada lahan pertanian.

“Kekeringan ini tak hanya menyebabkan krisis air untuk konsumsi rumah tangga, tapi lahan-lahan pertanian juga mulai mengering. Namun, untuk saat ini fokus kami tetap pada penyaluran air bersih bagi kebutuhan rumah tangga,” jelas Abdul Mukhid.

Lebih lanjut, Abdul Mukhid menyampaikan, kekeringan diperkirakan akan tetap terus berlanjut. Dan ini telah menciptakan tantangan besar bagi warga dan pemerintah setempat.

BPBD berjanji akan terus berusaha memastikan pasokan air bersih terpenuhi sampai musim hujan tiba, meskipun belum ada kepastian kapan musim kemarau ini akan berakhir.

Di sisi lain, kekeringan yang berkepanjangan turut meningkatkan permintaan pembuatan sumur bor dari warga setempat.

Seorang penjual jasa pembuatan sumur bor dari Desa Kamolan, Kecamatan Blora, Sugandi mengaku, dirinya banyak menerima pesanan dari warga untuk mencari sumber air dan membuat sumur bor.

“Alhamdulillah, ini berkah bagi kami, tapi beberapa titik sumber airnya susah didapat, jadi harus ngebor ulang untuk mendapatkan sumber air yang bagus,” ucap Sugandi.***(Dinkominfo Blora)

Exit mobile version