Scroll untuk baca artikel
Example 300x600
Example floating
Example floating
Example floating
Pariwisata

Pasar Dewi Tembang, Pasar Tanpa Sampah Plastik

×

Pasar Dewi Tembang, Pasar Tanpa Sampah Plastik

Sebarkan artikel ini

BLORA, (blora-ekspres.com) – Suasna Sendang Mahbang di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora berbeda berbeda dengan kawasan Sendang di tempat lain yang biasanya kelihatan sepi dan terkesan angker. Namun, kawasan Sendang Mahbang  tersebut disulap para pemuda di desa menjadi pasar tradisional dengan bertajuk Pasar Dewi Tembang.

Pasar Dewi Tembang ini, diambil dari nama Desa Wisata Tempellemabang. Pasar Dewi Tembang seolah mengajak para pengunjung untuk kembali menikmati suasana tempo dulu.

Pengelola Pasar Dewi Tembang, Mohammad Sabiqin mengatakan, terbentuknya pasar ini melihat perkembangan zaman telah membuat pasar tradisional kehilangan fungsinya. Derasnya arus digitalisasi secara tidak langsung telah menggerus tradisi dan warna khas dari pasar tradisional.

Tradisi tersebut seperti tawar menawar disertai guyon dan obrolan tanya kabar sambil lalu pun kian memudar. Ditambah, mulai tercerabutnya kearifan lokal yang membuat pasar kian kehilangan nilainya.

“Berangkat dari kondisi tersebut, Pasar Dewi Tembang hadir untuk memfilter arus yang sedemikian deras itu,” terang Mohammad Sabiqin, Kamis (14/12/2023).

Adanya Pasar Dewi Tembang dengan suasana tradisional ini, Mohammad Sabiqin berharap juga menjadi perekat, guyub rukun, masyarakat dalam melestarikan budaya kita. Lewat berbagai kegiatan pertunjukan seni seperti pementasan barongan dolanan tradisional, aneka sajian kuliner tradisional di pasar saya yakin mampu menarik masyarakat untuk berkunjung dan mengenal Desa ini.

Mohammad Sabiqin menjelaskan. Pasar Dewi Tembang ini menjalankan aktifitasnta hanya dua hari dua minggu sekali. Yaitu setiap hari Sabtu pukul 13.00 – 22.00 WIB dan Minggu pukul 07.00 – 14.00 WIB. Meski dua minggu sekali, pengunjung Pasar Dewi Tembang seolah-olah diajak kembali menikmati suasana tempo dulu.

“Selain menyediakan beraneka macam kuliner, di Pasar Dewi Tembang juga ada dolanan tradisional serta pemutaran film. Sejumlah lampu obor pun menyala terang hingga pementasan kesenian tradisional dan mimbar bebas untuk menuangkan kreativitas seni, membuat suasana benar-benar seperti tempo dulu,” ungkap Mohammad Sabiqin.

Uniknya, di Pasar Dewi Tembang ini mengusung semboyan Pasar Tanpa Sampah Plastik dan aktifitas jual beli pengunjung tidak bisa menggunakan uang asli, tapi transaksinya menggunakan kupon kertas dengan stempel khusus.

“Bungkus makanan yang dijual di Pasar Dewi Tembang ini tidak menggunakan plastik, bisa menggunakan daun ataupun kertas. Transaksinya harus menggunakan kupon kertas dengan stempel khusus,” ungkap Mohammad Sabiqin.

Jadi, lanjut Mohammad Sabiqin, pengunjung harus menukar atau membeli kupon. Setiap kupon setara dengan nilai uang Rp. 2.000. Sehingga beraneka macam kuliner di Pasar Dewi Tembang dijual dengan harga kelipatan Rp. 2.000.

Sebagai pengelola, Mohammad Sabiqin berharap Pasar Dewi Tembang kedepannya bisa buka lebih cepat. Yaitu dua hari dalam seminggu.***

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *